Cari Blog Ini

Minggu, 15 Juni 2008

Solusi, Jika Kehidupan Negara Menjadi Goncang


Solusi, Jika Kehidupan Bernegara Menjadi Goncang?
( Kisah Dawud Mengatasi Masalah Kegoncangan Negara Israil)
Dalam Al-Qur’an Alloh berfirman,” Sesungguhnya Kami telah memberikan Ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan,” Alhamdulillah, segala puji milik Alloh yang telah melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba beriman” QS.27 An Naml:15)
Pada zaman Nabi Dawud AS masih remaja menjadi penggembala kambing, Negara Bani Israil yang dipimpin Presiden-nya bernama Thalut mengalami kegoncangan. Masyarakatnya hidup penuh keresahan, ketidak tentraman. Dari hari ke hari selalu timbul ketidaktentraman di masyarakat Negara Israil tersebut. Kalau di wilayah utara tentram maka di wilayah selatan timbul kerusuhan, jika di wilayah selatan tenang, maka di wilayah utara timbul keributan. Demikian juga jika di wilayah barat tentram, maka di wilayah timur timbul kekacauan. Sehingga pemerintah saat itu benar-benar dibuat pusing dengan timbulnya keresahan, kekacauan dimana-mana, diseluruh negeri. Pemerintah sangat kesulitan mengatasi masalah kekacauan dan kegoncangan masyarakatnya. Setiap hari sang Pemimpin Negara ( Presiden/Raja) berfikir bagaimana cara mengatasi problem ini. Akhirnya dikumpulkan para cerdik cendekiawan, para ulama, para tokoh penasehat Presiden serta para normal untuk diajak musyawarah bagaimana cara mengatasi permasalahan Negara yang sedang goncang tersebut.
Setelah disampaikan maksud dikumpukannya mereka timbullah banyak saran-saran untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu saran yang diajukan oleh seorang ahli para normal kerajaan adalah bahwa dia mendapat ilham yang bisa mengatasi masalah ini adalah seorang pemuda bernama Dawud, pekerjaannya penggembala kambing, ciri-cirinya adalah pemuda tersebut berkulit hitam dan tinggal disuatu desa di negeri Israil tersebut.
Akhirnya sang Presiden Negara Israil waktu itu menerima saran tersebut dan diutuskan delegasi untuk mencari Pemuda bernama Dawud, penggembala kambing yang tinggal disebuh desa. Setelah sampai di desa tersebut dicarilah pemuda yang bernama Dawud Si Penggembala kambing. Baik si delegasi utusan maupun masyarakat tidak percaya apakah pemuda penggembala kambing bisa mengatasi masalah Negara. Apalagi setelah ditemukan Pemuda Penggembala Kambing yang bernama Dawud itu orangnya ternyata hitam kulitnya, dekil dan lusuh pakaiannya. Tambah membuat orang tidak mudah mempercayainya. Setelah di cari-cari tidak ada lagi pemuda lainnya yang bernama Dawud dan penggembala kambing maka utusan itupun membawa satu-satunya pemuda penggembala kambing itu ke Istana. Seketika itu keluarga dari Pemuda Dawud dan masyarakat desa itu menjadi bingung, mengapa Dawud yang tidak punya salah apa-apa mesti ditangkap dan dibawa ke istana Negara. Padahal Dawud itu anak yang baik, tidak pernah mencuri, tidak pernah menyakiti orang lain dan tidak berbuat jahat lainnya. Keluarga dan masyarakat desa itu hanya pasrah atas dibawanya Dawud ke Istana Negara.
Sesampai di Istana Dawud terlihat culun, tengak-tengok melihat mewah dan Indahnya Istana Negara, dalam hatinya Dawud berkata,” Kok bagus nya Istana?”. Maklum orang dari desa yang sehari-harinya menggembala kambing di padang rumput. Setelah diduduk dihadapan sang Presiden/Raja, kemudian Dawud ditanya, “ Apakah benar kamu pemuda yang bernama Dawud?”. Jawab Dawud,” Betul nama saya Dawud”. Sang Presiden bertanya lagi,” Apakah perkerjaan kamu penggembala kambing?” Dawud menjawab singkat,” Ya, betul”. Setelah memastikan bahwa pemuda yang didepannya adalah Dawud Si Penggemabla kambing yang dicarinya maka Sang Presiden langsung menyampaikan maksudnya mengapa Dawud di-undang ke Istana. Yaitu Sang Presiden mau minta saran dan pendapat bagaimana mengatasi masalah kegoncangan Negara, mengatasi kekacauan Negara, tidak adanya ketentraman, kondisi ekonomi morat-marit, persatuannya tercancam pecah, kehidupan politik penuh pertentangan.
Sang Presiden pun bertanya apa pengalaman hidup Dawud. Dawud hanya bercerita bahwa selama ini dia hanya punya pengalaman menggembala kambing. Lainnya tidak ada. Apa yang bisa dihubungkan dengan permasalahan rumit kehidupan Negara. Dawud berkata, “ Pengalaman saya ya menggembala kambing, tidak ada lagi selain itu……”
Sang Presiden terlihat berharap agar Dawud bercerita dengan sebaik-baiknya. Akhirnya Sang Presiden memaksa agar Dawud menceritakan apa saja yang bisa diceritakan pengalamannya selama menggembala kambing.
Dawud pun bercerita, “ Kebisaanya kalau sudah waktu sore, kambing-kambing itu saya kumpulkan, saya masukkan ke dalam kandang. Dan kalau di waktu malam terjadi rebut-ribut di dalam kandang, saya mencari tahu apa penyebabnya. Maka saya bawakan obor untuk menerang gelapnya kandang kambing. Ternyata yang membuat rebut di kandang adalah kambing berok (yang besar). Kambing Besar lah yang membuat keributan. Kambing berok itu kambing yang tanduknya besar-besar, kambing berok tidak perduli meskipun ada kambing kecil yang sudah terdesak sampai dinding kandang, sudah tergencet, tetap saja ia terus dipepet saja. Kambing Berok itulah penyebab keributan di kandang. Kemudian yang kambing berok yang nakal dipisahkan dan seluruh kambing menjadi tenang. Kalau kambing yang kecil biasanya menurut saja, jika di desak kekanan maka ikut ke kanan, dan jika didesak kekiri terus jalan kekiri. Di dalam kandang, jika yang besar tenang maka semua kambing di dalam kandang akan tenang. Kesimpulannya bahwa yang menyebabkan kekacauan di dalam kandang adalah kambing besar/berok. Itulah pengalaman saya ”.
Demikian Dawud mengakhiri ceritanya, Dawud pulang pulang kembali kr desanya. Cerita Dawud kemudian di analisa oleh para penasehat Presiden di pemerintahan, “ Kalau yang menyebabkan keributan di dalam kandang kambing adalah kambing berok, maka kalau terjadi kekacauan dalam Negara pastilah penyebabnya itu para elit politik. Biang keributan Negara adalah para elit.” Demikianlah Ilmu yang telah diberikan Alloh kepada Dawud.
Kemudian dibuatlah langkah-langkah kerja oleh pemimpin-peminpin di Negara Israil sesuai dengan Ilmu mengatasi keributan di di kandang kambing. Setelah diterapkan dengan sungguh-sungguh. Ternyata Negara menjadi tentram, maju dan makmur.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada akhirnya Dawud menjadi Presiden Negara Israil ( Raja) menggantikan Raja Thalut yang wafat, setelah mengalahkan musuh Negara Israil bernama Jalut bersama tentaranya. Seperti tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 251, yang artinya,
“ Mereka mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya pemerintahan dan hikmah dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia atas semesta alam”.
Dari cerita hikmah diatas dapat ditarik pelajaran bagi kehidupan kita sekarang ini dalam bermasayarakat ,dan bernegara bahwa salah satu factor utama tentramnya kehidupan bernegara adalah jika para elitpolitik, pimpinan kelompok itu bersatu padu bersama saling menjaga dan mendukung untuk kepentingan kemajuan bangsa dan Negara, untuk ketentraman Negara, untuk kemamuran Negara. Para elit berhenti untuk saling bertikai. Berhenti untuk bersilang pendapat. Berhenti untuk saling menyalahkan dan menghujat. Ketika salah satu dipercaya menjadi pemimpin Negara maka yang lainmestilah mendukung dan mentaati kepemimpinannya. Dan jika terjadi penyimpangan maka di-ingatkan secara prosedur yang baik. Demikian juga pemimpin yang sedang berkuasa, dipercaya mestilah melaksanakan kepercayaannya dengan sebaik-baiknya, tidak untuk menindas rakyat ataupun kelompok yang lain, akan tetapi amanah pemerintahannya untuk mensejahterakan rakyatnya semua golongan tanpa kecuali. Dan tentu saja bersiap secara bijaksana menerima kritik dan saran yang disampaikan kepadanya. Inilah pelajaran sederhana tetapi jika dipraktekan akan berdampak besar bagi kehidupan berbangsa dan berbenegara. ( Her Budiarto/Gunungputri-Bogor/30 Mei 2008).

Tidak ada komentar: